Untuk Debi,
Aka pabar? Sudah beberapa hari ini kita tidak saling sapa. Maaf.
Saya sedang sibuk. Kau pun kulihat juga sedang sibuk sendiri. Benar, kan?
Persahabatan kita selama kurang lebih 6 tahun ini penuh dengan
berbagai cerita. Ada saat di mana kau selama beberapa hari tak ingin bertemu
denganku, tak ingin berbicara denganku. Untuk berbagai alasan, aku bisa
menerima sikapmu itu. Tapi asal kau tahu saja, aku sudah berusaha untuk
mencarikan solusi buat kita, tapi ketika kucaritahu, sebagai sahabat, solusi
untuk membuatmu ingin ngobrol lagi denganku cukup mahal. Sungguh cukup mahal.
Lupakah kau kalau aku ini hanya seorang mahasiswa tidak berpenghasilan?
Lupakan masa-masa kegelapan kita. Perjalanan kita bersama-sama pun
sangat banyak. Oh sebelumnya, ketika kita ke Jakarta tahun lalu, aku sempat
mencuri beberapa hari perjalanan ke Bali. Maaf aku tak membawamu serta, tapi
kau tahu kan aku berencana bertemu dengan teman-teman lamaku. Aku tak ingin kau
merasa terabaikan.
Untuk Debi, perjalanan 6 tahun kita masih akan terus berlanjut
walaupun kita berdua semakin sibuk. Kau lebih sering berdua bercengkrama dengan
Oma. Tak apalah selama kalian berdua bisa saling menghibur. Hal itu bisa
mengurangi sedikit rasa bersalahku pada kalian. Kau yang terbaik.
Debi, walaupun banyak lainnya yang berusaha sebaik dirimu, kau
harus selalu ingat bahwa tidak ada laptop sebaik dirimu. Kau tetaplah laptop
kesayanganku yang akan selalu menjadi pilihan utamaku.
Temanmu si Penulis Gagal.
0 comments:
Post a Comment