Untuk tukang pos-ku,
Salam kenal. To be honest, saya bukan salah
satu penggemar penulis Indonesia, besar maupun kecil, amatir maupun
professional, jadi mohon maaf jika saya tidak tahu-menahu tentang kamu. Boleh
kusebut kamu, kan? Atau lebih memilih kusebut Anda? Kuharap sebutan kamu bisa
mengakrabkan kita. Mungkin kah?
Hari ke-29. 2 surat terakhir yang akan kamu
antarkan sebelum mungkin bertemu lagi di project tahun depan. Selama 28 hari
belakangan ini, jujur, agak sulit menentukan kapan waktu terbaik untuk
mengirimkan surat untukmu. Ingin kukirimkan di tanggal ulang tahunmu, aku
terlalu malu untuk bertanya. Ingin kuberikan di angka favoritmu, kita belum
sedekat itu untuk saling memberitahukan.
Perjalanan 28 hari belakangan ini cukup
menantang. Bayangkan, saya harus menulis rutin selama 30 hari, sebagai
konsekuensi menyertakan diri ke project yang kukenal dari sahabatku yang tahun
lalu mengirimiku surat di hari ke-13. Salah satu angka favoritku, sekedar
informasi. Banyak. Sangat banyak waktu di mana saya sedang mengalami 'Writer
Block'. Tidak sedikit pula waktu ketika nge-tweet
dan me-mention dirimu sebelum jam 6
sore menjadi sesuatu yang menekan jiwa. Sungguh. Sebelum ini, nge-tweet adalah salah satu hobiku. Bisa
dilihat dari 50k tweets yang sudah
kukeluarkan. Mungkin tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan orang
lainnya yang seumuran-mohon untuk soal umur biar kita sembunyikan dari satu
sama lain--denganku. Tapi akhirnya setelah h-2 berakhirnya project ini, ada
perpisahan yang tidak ingin kuucapkan. Perpisahan bukan hobiku, sekedar
informasi.
Selama 28 hari dan ditambah hari ini dan
ditambah esok hari, terima kasih telah menjadi tukang pos yang setia
mengantarkan surat-suratku, kupercayakan kau seorang pengantar yang baik.
Semoga kehidupanmu selalu berbahagia dan diselimuti cinta pada apapun dan
siapapun.
Kawanmu yang buta tulis.