Untuk Oma dan Opa di rumah.
Lucu juga untuk hari kedua ini saya memutuskan untuk menulis
surat untuk kalian. Bukan karena kalian di-dua-kan, tapi karena kalian berdua,
jadi dapat jatah hari ke-2. Baiklah itu terlalu omong kosong.
Oma, aku menyayangimu lebih dari apapun. Opa, aku
menyayangimu lebih dari apapun. Maaf. 2 kebohongan telah terucap. Oma, Opa, aku
menyayangi kalian lebih dari apapun. Oleh karena itu, mohon maafkan 2
kebohongan sebelumnya.
Aku berumur kurang dari 1 tahun ketika kalian merawatku. Tak
perlu kujelaskan mungkin alasan mengapa kalian rela merawatku karena kutahu,
hanya kalian yang tahu alasan pastinya. Oma, Opa, aku menyayangi kalian
lebih dari apapun.
Tidak cukup terima kasih untuk membalas kalian. Sungguh
tidak cukup. Oma senang kalau saya memasak dengan benar, tanpa berlebihan garam
seperti biasanya, kan? Opa senang jika dimalam hari setelah makan malam dan
sebelum tidur sudah ada sepiring pepaya terpotong-potong siap dimakan, walaupun
setengahnya sudah mulai tercerna di dalam perutku, sebagai pencuci mulut, kan?
Itupun tentu belum cukup untuk membalas kalian. Oma, Opa, aku menyayangi kalian
lebih dari apapun.
Kuakui, aku tidak sepanjang waktu menjadi cucu yang baik
untuk kalian. Ketika kalian memintaku mengerjakan sesuatu ketika aku sedang
duduk mengerjakan hal yang sebagian besar remaja jaman sekarang lakukan dengan
ponsel mereka, aku akan dongkol sedongkol dongkolnya dongkol. Ketika kalian
bertanya tentang kuliahku yang tak kunjung selesai, sekuat mungkin kualihkan
pembicaraan. Sungguh. Aku tidak sepanjang waktu menjadi cucu yang baik untuk
kalian. Lebih dari itu, sudah 2 kali aku meninggalkan rumah karena dongkol. Oma,
Opa, aku menyayangi kalian lebih dari apapun.
Ingin rasanya berteriak ketika kalian tidak berusaha untuk
mengerti keadaanku, tapi apalah saya ini. Hanya menumpang dan belum dapat
memberikan apa-apa untuk kalian. Bahkan gelar SE pun belum tersematkan di
belakang namaku. Ah... Berbicara tentang SE lagi, sebaiknya kuakhiri surat ini.
Ada hal semacam skripsweet yang minta diperhatikan. Oma, Opa, aku menyayangi
kalian lebih dari apapun.
Oma dan Opa. Dua orang kesayanganku. Di samping kekuranganku, sekarang dan ke
depannya aku menyayangi kalian lebih dari apapun.
Cucu kalian yang menyayangi kalian lebih dari apapun.
1 comments:
Keren kak tulisannya, semangat :)
Post a Comment